Thursday, April 16, 2009

Sumpah Ini Kutukan!

Dari sekian banyak cerita kutukan yang pernah terdengar, cerita berikut ini merupakan satu fakta yang tak pernah terungkap dan tak pernah tertulis dalam seri buku cerita anak-anak. Berikut ceritanya.

Once upon a time (dengan nada ala BBB), di sebuah daerah yang terletak pada bagian barat suatu negeri tersebutlah dua orang paling ternama di zamannya. Gatot Kece dan Maling Kutang panggilannya. Maling Kutang lahir dan besar di daerah tersebut sedangkan Gatot Kece merupakan imigran gelap dari belahan lain.

Sesuai nama artisnya, Maling Kutang begitu termasyur karena hobby nya adalah kutang-holic. Demi menambah koleksi kutangnya, ia rela mencuri setiap kutang yang ia temui. Sedangkan Gatot Kece sangat senang sekali memakai kutang. Kekeceannya itu ia dapatkan karena kutang yang ia gunakan sangat fashionable dan branded.

Suatu hari Maling Kutang mendapat sinyal bahwa terdapat kutang yang sangat menarik. Tak ayal ia pun bergegas menuju TKP (Tempat Kejadian Perkutangan) tersebut. Ternyata target kutang tersebut sedang dipakai oleh Gatot Kece yang sedang tidur di pendopo rumahnya. Kutang berwarna merah dan bermotif kotak-kotak tersebut begitu merasuki akal sehat Maling Kutang hingga ia tak berpikir panjang untuk mencurinya. Sret..sret..gedubrak! Ternyata Gatot Kece terbangun dari tidurnya karena merasa ada yang akan mencuri kutang yang sedang di pakainya. Maling Kutang pun tak diayal betapa terkagetnya. Perdebatan pun dimulai. Hampir pula terjadi adu fisik namun akhirnya mereka pun berdamai. Perdamaian ini didasari bahwa mereka berdua sama-sama suka kutang. Dan selanjutnya kejadian inilah yang menjadikan mereka bersahabat.

Persahabatan ini terus berlanjut dan membuat mereka menjadi duo kutang yang sangat terkenal. Mereka pun saling bekerja sama untuk menambah koleksi kutang mereka. Gatot kaca yang menentukan jenis dan motif kutang apa yang harus dicari sedangkan Maling Kutang yang menyusun siasat untuk mencuri kutang tersebut. Aksi mereka telah menjadi ancaman bagi penduduk daerah tersebut selama bertahun-tahun lamanya.

Sampai suatu hari, mereka pun menjalankan blue print aksi terbarunya. Target kutang yang satu ini berada di suatu rumah yang terletak di atas bukit seberang sungai. Sore hari mereka pun memulai misi rahasia tersebut. Tak lama sampai lah mereka di rumah tersebut. Setelah mengintip, akhirnya mereka menemukan kutang tersebut. Kutang ini berwarna hitam, bermotif tengkorak – motif yang sedang terkenal saat itu – dan berbahan 100% Cotton. Keadaan rumah yang cukup gelap – karena hanya bercahayakan lilin – membuat adrenalin mereka meninggi. Mereka pun akhirnya bergerak cepat memasuki rumah tersebut. Begitu semakin mendekati target kutang, naluri kutang-holic¬ mereka membutakan mata mereka. Begitu Maling Kutang sudah memegang kutang tersebut, bangkitlah sesosok tubuh yang sangat tinggi. Wajah sosok itu tidak terlihat – menambah kesan horror – Karen efek lighting dari cahaya lilin yang tidak terlalu terang.

Ternyata kutang yang ingin mereka curi adalah milik tokoh yang sangat disegani di kampung tersebut. Mbah dukun, begitu panggilannya. Tak ada yang pernah tahu sebelumnya dimana ia tinggal termasuk si duo kutang. Kembali ke TKP (masih dalam lighting yang agak gelap). Mbah dukun pun marah sejadi-jadinya. Ia marah karena jam makan malamnya – dengan menu favorit ayam bakar dengan ulekan sambel dari potongan segar cabe keriting mentah - terganggu oleh si duo kutang. Mbah dukun pun akhirnya mengangkat kedua tanganya dan membaca mantra “$%#^ $%%&^% ()*$ “:?%)^&*(+)+ $&” (maaf disensor demi originalitas hak cipta mantra milik mbah dukun) lalu mengutuk semena-mena duo kutang menjadi Ayam Bakar dan Cabe Keriting.

Maling Kutang – yang sekarang sudah menjadi Ayam Bakar – menangis dan memohon ampun kepada Mbah Dukun begitu pula halnya dengan Gatot Kece – yang juga telah menjadi Cabe Keriting. Namun, Mbah Dukun tetap kekeh pada pendiriannya. Ia terlalu emosi. Setelah melalui proses tawar-menawar, akhirnya Mbah Dukun mengeluarkan syarat agar mereka dapat kembali ke wujud asli mereka. Syaratnya adalah mereka harus mencari sebuah perhelatan akbar di suatu negeri dan mereka harus melaporkan segala kejadian yang terjadi di sana selama dua minggu.
Setelah browsing melalui HP nya, Mbah dukun pun menemukan perhelatan besar yang dimaksud. Namanya Olymphiart. Acara ini merupakan sayembara adu kekuatan otot, otak dan seni yang diadakan tiap tahun untuk mencari PNS (Pasukan Nangornia Semesta) sebagai pelindung suatu negeri bernama Nangornia. Duo kutang pun mau tak mau harus menyetujui saran si Mbah. Tanda tangan di atas materai Rp 6000 pun dibubuhkan.

Keesokan harinya setelah packing, duo kutang pun berangkat menuju Nangornia – negeri yang terletak di 21 derajat lintang utara – dengan menaiki kereta labu jurusan Nangornia. Satu jam kemudian, tepatnya pukul 16:00 waktu Nangornia, Ayam Bakar dan Cabe Keriting sampai di negeri tersebut. Disana sedang berlangsung pengumuman sayembara tentang pencarian PNS. Mereka berdua pun ujuk-ujuk saja menjalankan hukumannya dengan sebaik-baiknya demi kembalinya wujud asli mereka.

Karena bola kristalnya si Mbah lagi rusak, Laporan Ayam Bakar dan Cabe Keriting akan diposting ke blog ini agar si Mbah Dukung bisa membaca laporan setiap saat.

Baiklah…sekian cerita awal mula Ayam Bakar dan Cabe Keriting. Bantulah kami keluar dari kutukan ini. Untuk Mbah Dukun, Salam Dukun dari kami.

Comments :

2 komentar to “Sumpah Ini Kutukan!”

hahahaha...
maling di zaman informatika ternayata doyan kutang..
eh,emank di zamannya malin kutang dan gatot kece kutang udah ditemukan ya?
haha

d6 said...
on 

hmmmmmm....

Anonymous said...
on 

Post a Comment

Boleh komen..tapi gak rusuh ya..
Jangan anonymous ya...
kalo anyonymous gak bakal di-approve comment nya..